112 Tahun PT Semen Padang Melintas Zaman, Membangun Negeri

POTRET sejarah para pekerja menurunkan kiln pabrik NV NIPCM yang kini bernama PT Semen Padang.

PADANG, ONTIME.ID—Tepat hari ini, 18 Maret 2022, PT Semen Padang genap berusia 112 tahun. Didirikan oleh seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman, Carl Christophus Lau pada 1910, pabrik semen pertama di Indonesia itu terus berkembang dan melaju melintas zaman.

Hingga kini, tetap kokoh membangun negeri dan memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sumbar.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengungkapkan bahwa selama ini PT Semen Padang memiliki andil yang sangat besar terhadap masyarakat Sumbar. Sebagai satu-satunya industri besar di Ranah Minang, PT Semen Padang dinilai telah banyak berkontribusi untuk kemajuan dan perekonomian masyarakat. Entah itu melalui pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lewat dana Corporate Social Responsibility (CSR) maupun bantuan-bantuan sosial lainnya bagi masyarakat.

“Selamat ulang tahun yang ke-112 bagi PT Semen Padang. Semoga melalui momen ini, PT Semen Padang ke depan kerjanya akan semakin baik. Termasuk dalam kontribusinya bagi kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat,” katanya, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, ia juga berharap sinergi antara PT Semen Padang dengan masyarakat, pemerintah daerah (pemda), dan pemangku kepentingan lainnya akan semakin kuat. Sehingga bisa bersama-sama membangun Sumbar.

Sementara itu, Wali Kota Padang, Hendri Septa mengaku bangga karena di Kota Padang ada PT Semen Padang yang merupakan perusahaan besar yang telah banyak berkontribusi untuk kemajuan daerah. “Saya bangga, karena di Padang ada industri besar, yaitu PT Semen Padang. Telah banyak bantuan dan dukungan yang diberikan Semen Padang untuk Kota Padang dan warga Padang,” ucapnya.

Hendri Septa mengapresiasi PT Semen Padang yang telah mendukung program yang dilaksanakan dalam percepatan penanganan Covid-19, di antaranya melalui vaksinasi Covid-19 yang dilakukan Pemko Padang.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah memberikan dukungan dan kontribusinya dalam bersinergi dengan Pemko Padang melalui berbagai program, yang menyentuh langsung masyarakat, termasuk dalam percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kota Padang,” ujarnya.

Ketua DPRD Sumbar, Supardi menyebut, di usia yang cukup tua, PT Semen Padang telah berhasil menoreh sejarah panjang di Sumbar dan mendapatkan tempat di hati masyarakat sebagai satu-satunya perusahaan yang lahir dari rahim Sumbar.

Oleh karena itu, ia berharap, meskipun PT Semen Padang sudah menjadi bagian dari PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, kontribusi perusahaan untuk pembangunan daerah, baik itu berupa CSR, bantuan, ataupun donasi yang diberikan kepada masyarakat dan daerah tidak berkurang..

Hal senada juga disampaikan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Fauzi Bahar Datuak Nan Sati. Ia berharap di usia yang ke-112, PT Semen Padang tetap punya kepedulian dan perhatian besar kepada masyarakat Sumbar, khususnya masyarakat Kota Padang.

Ia berharap PT Semen Padang tetap terus memberikan perhatian dan bantuan untuk pembangunan daerah. “Begitu juga dengan masyarakat. Kita harus sama-sama menjaga PT Semen Padang ini. Sebab, bagaimanapun banyak anak kemenakan kita yang bekerja di sana secara turun-temurun,” katanya.

 

Pemberdayaan Masyarakat

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Limau Manis, Syarifuddin Datuak Bungsu menyebutkan, sebagai kawasan ring 1 PT Semen Padang, Limau Manis termasuk salah satu daerah yang mendapat perhatian lebih melalui Forum Pemberdayaan Anak Nagari. Berbagai macam program pemberdayaan yang dilakukan PT Semen Padang melalui forum ini, mulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemberdayaan pandai nagari, pendidikan bagi anak-anak putus sekolah, dan seterusnya.

Ia menjelaskan, Forum Pemberdayaan Anak Nagari mendapat anggaran untuk pemberdayaan masyarakat dari PT Semen Padang.

“Program ini sendiri untuk di Limau Manis sudah dimulai sejak 2016. Nah, tahun ini sudah masuk periode ketiga program ini berlangsung di Limau Manis,” tuturnya.

Selain itu, PT Semen Padang juga memberikan bantuan untuk pengerasan jalan sepannjang tiga kilometer lebih di Limau Manis Selatan berupa 4.000 sak semen. Jalan ini sendiri diresmikan pada 2019 lalu. Termasuk juga rehabilitasi Masjid Jabal Nur di Limau Manis Selatan. “Artinya, jika masyarakat membutuhkan bantuan, lalu meminta kepada PT Semen Padang, pasti selalu diberikan,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Kilangan, Basri Datak Rajo Usali. Ia menyebutkan, masing-masing kelurahan mendapatkan bantuan untuk Forum Anak Nagari dari PT Semen Padang.

Selain itu, juga ada bantuan dari dana CSR untuk pembangunan jalan, jembatan, irigasi, dan sebagainya di Lubuk Kilangan. Ia berharap, ke depan, PT Semen Padang terus memerhatikan masyarakat di sekitar lingkungan PT Semen Padang.

“Yang namanya masyarakat tentu tidak akan pernah puas. Kendati demikian, kami tetap berharap memerhatikan masyarakat. Bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan,” katanya.

 

Sejarah Singkat

Sejarah PT Semen Padang sendiri tak bisa dilepaskan dari sejarah Sumatra Barat dan sejarah bangsa Indonesia. Keberadaan perusahaan ini juga telah berjalin dan berkelindan dengan sejarah masyarakat Minangkabau.

Didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM), PT Semen Padang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara.

Pada tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Pemerintah Belanda. Lalu, berdasarkan surat Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor S-326/ MK.016/1995 tanggal 5 Juni 1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga buah pabrik semen milik pemerintah yaitu, PT Semen Padang, PT Semen Gresik, dan PT Semen Tonasa, yang terealisasi pada 15 September 1995.

Saat ini, perusahaan mengoperasikan lima unit pabrik, di antaranya Indarung II, III, IV, dan V dengan total kapasitas produksi 8,9 juta ton per tahun. Sementara itu Pabrik Indarung I yang berproduksi menggunakan proses basah, telah dihentikan pengoperasiannya sejak tahun 1999 karena alasan efisiensi.

Pemegang saham perusahaan adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01 persen. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia, yakni sebesar 51,01 persen, dan 48,09 persen dimiliki publik.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, merupakan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan sejak 11 Februari 2020 melakukan rebranding menjadi SIG, perusahaan penyedia solusi bahan bangunan. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *