Aroma Balas Dendam Menguar di Al-Wakrah

Al-Wakrah
SELEBRASI pemain Ghana, Mohammed Salisu dan Mohammed Kudus usai menjebol gawang Korea Selatan di Education City Stadium, Senin (28/11).

AL-WAKRAH, ONTIME.ID—Aroma balas dendam tercium pekat di Kota Al-Wakrah, Qatar jelang laga pamungkas Grup H yang mempertemukan Timnas Ghana dan Timnas Uruguay.

Pertandingan yang akan digelar di Al Janoub Stadium pada Jumat (2/11) malam WIB itu bakal menjadi laga hidup mati kedua tim, yang sama-sama masih berpeluang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.

Bagi Ghana, kemenangan atas Uruguay tak akan menjamin tiket menuju babak 16 besar, terlepas dari apapun hasil dari pertandingan lain di Grup H, melainkan juga akan menuntaskan dendam kesumat The Black Stars—julukan Ghana, atas Uruguay.

Timnas Ghana mempunyai catatan sejarah kelam saat berhadapan dengan Uruguay di Piala Dunia 2010. Pada saat itu, The Black Stars resmi tersingkir di babak perempat final. Mereka ditumbangkan Uruguay melalui babak adu penalti dengan skor 2-4, setelah imbang 1-1 di waktu normal dan perpanjangan.

Namun, kekalahan dalam pertandingan kala itu bisa dibilang teramat menyakitkan bagi Timnas Ghana. Sebelum melalui babak adu penalti, Ghana seharusnya bisa mencetak gol pengunci kemenangan. Namun, tangan Luis Suarez menghalau bola masuk ke gawang Uruguay. Wasit mengusir Suarez dan menunjuk titik putih.

Sialnya, Asamoah Gyan yang ditunjuk sebagai algojo gagal mengonversi penalti. Sekarang, kedua tim akan kembali bertemu di turnamen yang sama, namun dalam situasi yang berbeda.

Ghana jelas tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Bagaimanapun, saat ini Mohamed Kudus dkk berada di posisi yang lebih diuntungkan ketimbang sang lawan. Ghana yang meraih kemenangan atas Korea Selatan (Korsel) pada laga kedua babak penyisihan saat ini menempati peringkat kedua klasemen Grup H, di bawah Portugal yang telah memastikan diri lolos ke babak selanjutnya.

Ghana sebenarnya hanya membutuhkan hasil imbang melawan Uruguay untuk lolos ke babak 16 besar, tapi dengan catatan Korsel tidak menang telak atas Portugal. Di sisi lain, Uruguay baru meraih satu poin dan menempati posisi juru kunci grup.

Kendati begitu, Le Celeste—julukan Uruguay masih memiliki peluang untuk lolos ke babak 16 besar, dengan catatan dapat mengalahkan Ghana. Kemenangan itu bisa berbuah tiket fase gugur asal Portugal tak kalah dari Korsel dengan selisih gol sama atau melebihi keunggulan Uruguay atas Ghana.

Pelatih Uruguay, Diego Alonso mengakui, situasi yang terjadi pada 2010 tidak akan mempengaruhi persiapan timnya menghadapi laga ini.

”Ini soal lolos atau tidak lolos ke babak 16 besar. Laga ini akan menjadi laga krusial, tapi tidak ada hubungannya dengan keberhasilan kami mengalahkan mereka pada 12 tahun lalu. Kami harus bisa melepaskan diri dari tekanan agar bisa tampil maksimal,” kata Alonso menegaskan.

Meski berada di dasar klasemen, Uruguay bisa saja membuat kejutan. Pasalnya, berbicara kekuatan, Timnas Uruguay masih memiliki sosok senior seperti Luis Suarez dan Edinson Cavani yang menjadi ujung tombak.

Kedua penyerang veteran itu akan disokong para pemain muda seperti Darwin Nunez dan Federico Valverde. Skema 3-5-2 diprediksi akan kembali diterapkan oleh Diego Alonso untuk meredam amukan The Black Stars.

Sementara itu, Timnas Ghana juga tidak kalah mengerikan dengan skema 4-2-3-1. Pelatih Otto Addo tentu akan menurunkan para pemain terbaiknya. Nama-nama seperti Mohammed Kudus, Thomas Partey, dan Inaki Williams diprediksi akan kembali ditugaskan untuk misi balas dendam. La Celeste tentunya harus waspada mengingat Ghana mampu merepotkan Portugal dan membekuk Korea Selatan. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *