SUMBAR  

Gempa Guncang Mentawai, Longsor Intai Sitinjau Lauik

gempa
GUBERNUR Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat ditemui di Istana Gubernuran, Senin (29/8). Pada kesempatan itu, ia menyampaikan keprihatinannya atas musibah gempa yang menimpa masyarakat. 

PADANG, ONTIME.ID—Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) masih terus memantau kondisi masyarakat Mentawai usai diguncang gempa magnitudo (M) 6,4 yang terjadi pada Senin (29/8) pagi.

Di samping gempa, potensi bencana lain yang juga mengintai, seperti longsor di kawasan Sitinjau Lauik, juga menyita fokus Pemprov Sumbar.

Hal ini disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat ditemui di Istana Gubernuran, Senin (29/8). Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang menimpa masyarakat Mentawai itu.

“Atas nama Pemprov Sumbar, saya ikut berduka atas musibah gempa di Mentawai. Saat ini kami masih terus memantau perkembangan dampak gempa di Kepulauan Mentawai. Data sementara yang saya terima, gempa berdampak kerusakan terhadap sekolah dan rumah ibadah gereja di Mentawai. Belum ada korban jiwa,” kata Mahyeldi.

Mahyeldi juga sudah menginstruksikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar untuk melakukan koordinasi dengan BPBD Kepulauan Mentawai dan Pemkab Mentawai terkait kondisi serta perkembangan dampak dan korban akibat gempa. Termasuk potensi gempa ke depan yang perlu diantisipasi.

Terkait dengan logistik untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai, Mahyeldi mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan Kepala Dinas Sosial Sumbar, Arry Yuswandi, juga sudah disiapkan Lumbung Sosial Bantuan Kementerian Sosial RI.

Ada delapan lokasi Lumbung Sosial yang sudah dibantu oleh Kementerian Sosial pada bulan Mei 2022 yang lalu, meliputi Kecamatan Siberut Utara, Siberut Selatan, Siberut Tengah, Siberut Barat Daya, Siberut Selatan, Sikakap, dan Pagai Selatan.

Mahyeldi mengatakan, gempa hari ini (kemarin, red) berdampak adanya empat titik pengungsian. Melalui Dinas Sosial Sumbar, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kepulauan Mentawai terkait pemanfaatan logistik di Lumbung Sosial tersebut untuk segera mendistribusikan logistik yang ada ke lokasi pengungsian atau masyarakat terdampak gempa ini.

Saat ini di wilayah Siberut Barat, petugas sedang mendata per titik pengungsian untuk melihat bantuan apa saja yg diberikan kepada masyarakat. Sementara ini mereka fokus untuk menyediakan permakanan dan kebutuhan lainnya di pengungsian.

Dengan adanya musibah gempa ini, Mahyeldi mengimbau masyarakat Sumbar agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi gempa yang mungkin terjadi.

“Kesiapsiagaan perlu ditingkatkan, sehingga korban bisa diminimalisir. BPBD se-Sumbar juga agar mengingatkan masyarakat melalakukan sosialisasi dan kewaspadaan terhadap gempa dan bencana lainnya. Masyarakat juga harus waspada dan memiliki pemahaman apa yang dilakukan saat gempa terjadi,” ujarnya.

Gubernur juga meminta BPBD melakukan pengecekan kembali dan memastikan alat peringatan dini atau early warning system (EWS) berfungsi dengan baik. Sehingga bisa mendeteksi lebih awal, agar bencana gempa yang terjadi dapat mengurangi resiko jatuhnya korban.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, telah terjadi tiga kali gempa berkekuatan di atas magnitudo (M) 5 terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (29/8). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui siaran persnya menyebutkan, guncangan pertama bermagnitudo 5.2 pada pukul 00.04 WIB dini hari yang berpusat di 1,00° LS dan 98,58° BT pada kedalaman 14 kilometer. Guncangan gempa tersebut sempat dirasakan selama kurang lebih 2-3 detik di Kecamatan Siberut Barat, namun hingga saat ini belum ada laporan kerusakan.

Gempa berikutnya terjadi pada pukul 5.34 WIB yang berkekuatan magnitudo 5,9 berpusat di 1,04° LS dan 98,55° BT pada kedalaman 11 kilometer. Guncangan gempa M 5,9 itu dirasakan lemah selama 2-3 detik di Kecamatan Sipora Utara dan dirasakan kuat selama 2-3 detik di Kecamatan Siberut Barat. “Warga Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat sempat mengevakuasi secara mandiri ke daratan yang lebih tinggi setelah merasakan guncangan gempa tersebut,” ujarnya.

Antisipasi Potensi Longsor Sitinjau Lauik

Tidak hanya gempa di Kepulauan Mentawai, potensi longsor di kawasan Sitinjau Lauik Kecamatan Lubuk Kilangan (Luki) Kota Padang juga menjadi perhatian Mahyeldi.

Ia menyebut, pihaknya sudah melaksanakan rapat beberapa kali dengan pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III Sumbar untuk mengantisipasi potensi longsor di kawasan yang menghubungkan Padang-Solok tersebut.

Dari rapat yang dilaksanakan dengan pihak BPJN III diputuskan bahwa untuk mencegah dampak korban yang ditimbulkan dari longsor, alat berat akan disiapkan di kawasan tersebut. Kemudian, pihaknya juga meminta pihak BPJN III untuk melakukan kajian dan perencanaan dalam penanggulangan longsor yang potensinya cukup besar di kawasan tersebut.

“Perlu antisipasi lebih dini dan perencanaan yang matang. Sehingga tahun 2023 bisa dilakukan pengerjaan dalam mengatasi dan meminimalisasi dampak longsor. Bahkan bukit di pinggir jalan kawasan Sitinjau Lauik itu bisa dipotong untuk menghindari penyempitan dan meminimalisasi korban,” kata Mahyeldi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *