Kakanwil Kemenag Minta Madrasah Jaga Kepercayaan Masyarakat

Kakanwil
KAKANWIL Kemenag Sumbar, Helmi (tiga dari kanan); Kakankemenag Padang, Edy Oktafiandi (dua dari kanan); serta Kepala MTsN 7 dan Plt Kepala MTsN 4 (kanan) bersama peserta lokakarya.

PADANG, ONTIME.ID—Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumbar, H. Helmi meminta para kepala madrasah menjaga kepercayaan masyarakat yang memasukan anaknya ke madrasah.

Hal itu dikemukakannya ketika membuka Lokakarya Kurikulum Merdeka Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 7 dan 4 Padang di Asrama Haji Tabing, Kamis siang (3/11). Pada kesempatan itu, hadir Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Padang, Edy Oktafiandi; Kepala MTsN 7 yang juga Plt Kepala MTsN 4, Edi Hadison; Ketua Kelompok Pengawas (Pokjawas), Taufik; serta narasumber, para wakil, kepala tata usaha, majelis guru, dan pegawai tata usaha kedua madrasah tersebut.

Menurut Helmi, kepercayaan itu harus dijawab dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Hal itu bisa dibuktikan dengan raihan prestasi akademis dan non-akademis. Di samping itu, yang tak kalah pentingnya adalah mendidik siswa menjadi anak-anak berakhlak mulia.

“Kalau dulu orang melihat ke bawah terhadap madrasah dan akhirnya madrasah bisa sejajar dan malah lebih dari sekolah umum. Kini harus berupaya agar masyarakat memandang ke atas terhadap madrasah,” kata Kakanwil.

Cita-cita tersebut bukanlah tak mungkin tercapai. Apa lagi dari kesejahteraan guru-guru madrasah lebih baik dari masa-masa lalu. “Mari syukuri nikmat yang diterima tersebut dengan bekerja bersungguh-sungguh untuk mendidik anak bangsa ini,” kata Helmi.

Salah satu upaya tersebut melaksanakan Lokakarya Kurikulum Merdeka. Tujuannya adalah menjadikan guru bisa melaksanakan tugas dengan baik. Dalam kurukilum merdeka siswa dididik kreatif dan tentunya guru harus mampu pula kreatif.

“Dengan Kurikulum Merdeka, bukan berarti guru merdeka dalam melaksanakan tugas. Guru harus lebih siap menghadapi para siswa. Selain itu, guru juga harus mengusai tekonologi informatika,” ujarnya.

Kakankememenag Padang dalam sambutan singkatnya memujikan langkah Edi Hadison yang bisa menggabungkan dua madrasah dalam melaksanakan pelatihan. Hasil lokakarya harus bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada masing-masing madrasah.

Edi Hadison dalam laporannya menyebutkan, lokakarya yang digelar selama tiga hari dan diikuti tenaga pendidik serta kependidikan. Dari MTsN 7 diikuti 51 orang. Kini MTsN yang berlokasi di Bungus tersebut memiliki 681 siswa dengan rombongan belajar (rombel) 20 kelas. Masih kekurangan guru sebanyak 16 orang.

Sedangkan pserta dari MTsN 4 berjumlah 60 orang. Jumlah siswa madrasah yang terletak di Parak Laweh Lubuk Begalung tersebut 989 orang dengan rombel 28. Gurunya juga masih kurang sebanyak 25 orang.

Ia menambahkan, minat masyarakat memasukkan anaknya pada kedua madrasah tersebut selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga banyak tak tertampung, hampir separuh dari pendaftar tak bisa diterima. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *