SUMBAR  

Pesantren Ramadan Kolaborasi Resmi Diluncurkan 

Pesantren
GUBERNUR Sumbar, Mahyeldi Ansharullah meluncurkan secara resmi program Pesantren Ramadan Kolaborasi di Masjid Raya Sumbar pada Senin (27/3). Kegiatan itu dihadiri oleh ribuan siswa SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB se-Sumbar.

PADANG, ONTIME.ID—Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menegaskan bahwa kegiatan Pesantren Ramadan Kolaborasi yang diselenggarakan selama bulan Ramadan 1444 Hijriah/2023 Masehi bertujuan untuk menciptakan generasi muda atau calon pemimpin masa depan yang berkarakter dan berintegritas.

Hal tersebut ia sampaikan kepada seluruh siswa-siswi SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB se-Sumbar saat Peluncuran Pesantren Ramadan Kolaborasi di Masjid Raya Sumbar pada Senin (27/3).

“Kami tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah mental, pengetahuan, ekonomi, dan agama. Tapi kami ingin melahirkan generasi yang kuat di masa mendatang,” ujar Mahyeldi dengan penuh semangat.

Mahyeldi menambahkan, Pesantren Ramadan tersebut adalah bentuk sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat dalam menjalankan fungsi sebagai pendidik.

“Ada orang tua di rumah tangga, dan ada masyarakat dan pemerintah pada saat di masjid. Untuk memberikan dukungan terhadap Pesantren Ramadan, sinergi tersebut dibingkai dalam satu tujuan bersama, yakni agar dapat menciptakan generasi yang kuat, baik dari segi keilmuan maupun agama dan karakter,” ujarnya.

Mahyeldi juga mengingatkan kepada ribuan siswa dan siswi yang hadir di Masjid Raya Sumbar pagi itu bahwa orang yang berilmu dan memiliki kompetensi lah yang nantinya akan bisa menjadi pemimpin bangsa dan negara ini pada tahun 2045 mendatang.

“Jika tidak memiliki pengetahuan, maka selamanya akan menjadi pengikut. Tahun 2045 nanti, jadilah pemimpin yang tidak tunduk dengan negara lain. Yang kepalanya tegak di hadapan bangsa lain,” katanya lagi.

Melalui Pesantren Ramadan Kolaborasi ini, Mahyeldi berharap tidak hanya menambah keimanan dan ilmu pengetahuan. Tapi dengan bertemu antara adik-adik kelas dan kakak-kaka kelas serta berbagai siswa-siswi sekolah lainnya, akan membangun silaturahmi antar siswa.

“Apapun permasalahan dalam kehidupan kuncinya adalah silaturahmi. Melalui Pesantren Ramadan inilah jiwa kolaborasi, interaksi, dan perjuangan siswa dilatih. Ini perlu dibangun. Bagaimana cara berinteraksi dengan sesama teman, dengan kakak-adik kita. Juga bagaimana interaksi dengan guru, ustazah, dan ustaz. Kemampuan untuk bersilaturahmi dengan baik itu penting,” tuturnya.

Mahyeldi juga mengingatkan, Indonesia terdiri dari masyarakat yang heterogen namun memiliki rasa dan tujuan yang sama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, diminta siswa dan siswi yang mengikuti Pesantren Ramadan Kolaborasi ini untuk berinteraksi tidak hanya dengan teman satu sekolah, namun perlu membiasakan untuk membaur melalui forum-forum pembelajaran dengan teman beda sekolah. Sehingga terbiasa akan perbedaan dan memiliki semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

Mahyeldi juga berharap, kegiatan Pesantren Ramadan Kolaborasi ini mendapat dukungan dari semua pihak. Terutama guru-guru. “Guru-guru tolong laksanakan dengan ikhlas, sepenuh hati dan tanggung jawab. Berikan yang terbaik. Jika masih ada guru-guru yang keberatan dan hanya berpikir individual, coba pertimbangkan kembali. Pesantren ini adalah bentuk kecintaan kita kepada generasi muda, masa depan bangsa kita,” katanya.

Peluncuran Pesantren Ramadan Kolaborasi di Masjid Raya Sumbar itu dihadiri sekitar dua ribuan perwakilan siswa-siswi SMA, SMK, SLB se-Sumbar. Selain itu juga diikuti 723 sekolah melalui aplikasi Zoom.

Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah bupati dan wali kota serta Ketua LKAAM Sumbar, Fauzi Bahar dan pengurus Masjid Raya Sumbar. Kemudian juga tampak hadir Forkopimda Sumbar, Ketua dan Pengurus MUI Sumbar, Baznas Sumbar, Ketua TP-PKK Sumbar, jajaran Dinas Pendidikan Sumbar, dinas pendidikan kabupaten/kota, serta kepala sekolah dan guru-guru SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius mengungkapkan, setelah peluncuran ini, sebanyak 200 ribu siswa SMA, SMK, dan SLB se-Sumbar akan mengikuti Pesantren Ramadan Kolaborasi mulai dari tanggal 28 Maret hingga 17 April 2023.

Ia menyebut, kegiatan ini digelar serentak di 2.600 masjid di seluruh Sumbar dengan melibatkan 15 ribu guru. Pelaksanaan Pesantren Ramadan tahun ini juga terasa berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini, siswa siswi SMA, SMK, dan SLB dapat mengikuti kegiatan Pesantren Ramadan di masjid dekat rumah masing-masing.

Ia mengatakan, pertimbangan memindahkan Pesantren Ramadan ke masjid, berdasarkan evaluasi penyelenggaraan Pesantren Ramadan tahun lalu. Ternyata tidak ditemukan siswa SMK/SMA di dalam masjid saat Ramadan tahun lalu. Sementara, siswa SD dan SMP aktif di masjid-masjid. “Sehingga anak-anak SMK, SMA, dan SLB hanya berada di rumah. Pada umumnya mereka main gim di rumah. Untuk itu kami kembali mengarahkan ke masjid,” ujarnya.

Menurutnya, dengan mengalihkan dan menyibukkan siswa di masjid akan lebih mudah dalam mengontrol siswa. Karena anak-anak lebih aktif di masjid dari siang hingga malam. “Nanti kami akan ambil absen melalui guru-guru pendamping. Ini akan masuk dalam penilaian ekstrakurikuler. Absen siswa sebanyak tiga kali oleh guru pendamping,” kata Barlius.

Untuk waktu pelaksanaan, ucapnya, bisa beragam. Menyesuaikan dengan jadwal SD dan SMP yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Jika SD dan SMP sampai pukul 10.00 WIB, maka SMA, SMK, dan SLB pada waktu selanjutnya. Atau bisa sebaliknya.

Barlius mengatakan, Pesantren Ramadan salah satu cara untuk membentuk karakter anak, K\karena dengan momentum Pesantren Ramadan ini waktu untuk mempertemukan anak berkolaborasi dalam satu kegiatan.

“Kami menyadari bahwa selama ini ada anak yang tidak saling kenal dalam satu kompleks. Alasannya karena sekolah berbeda, kemudian tidak ada media yang mempertemukan. Makanya sekarang kami buat kolaboratif,” katanya.

Pesantren Ramadan Kolaborasi ini didukung oleh Ikatan Dai Indonesia (IKADI), dibantu Asosiasi Guru Pendidik Agama Islam seluruh Indonesia, dan dibantu penyuluh agama Kementerian Agama (Kemenag). (*/vand)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *